Arsip | Juli, 2011

untuk kekasih yang halal

29 Jul


“Ya Rabb,…..
Ku mohon jaga hati ini sampai semuanya halal untukku….
Jika memang dia jodohku maka pautkan hatinya dengan hatiku
Ku serahkan semuanya pada-Mu ya Allah
Jika memang dia yg terbaik untukku,
maka pertemukanlah kami dalam Cinta & Ridla-Mu”
Aamiin

Bariskan harapan pada istikharah sepenuh hati ikhlas.
Relakan Allah pilihkan untukmu.
Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya.
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.
Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang terpilih itu,
melainkan pada jalan yang kaupilih.

Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi. Kekasih tempat orang-orang beriman memberi semua cinta dan menerima cinta,…………

 

diambil dari http://www.facebook.com/photo.php?fbid=194683773921223&set=a.194683703921230.51227.169161076473493&type=1&ref=nfakhwatikhwan

kisi.kisi tuhan 9cm

15 Jul

Tuhanmu Menyakitkan

Kali ini ada istilah baru yang sangat terkenal, yaitu tuhan 9cm. istilah itu mungkin adalah sindiran untuk orang yang memakainya. Tapi yang memakai juga tak pernah merespon, hanya acuh saja tak peduli. Tuhan 9cm itu adalah rokok. Rokok yang tak pernah terlupakan oleh pemakainya, tidak pernah terlupakan oleh peminatnya yang sangat banyak itu.

Ini sedikit bait dari puisi Tuhan 9cm karya Taufik Ismail

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,

sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.

Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,

lebih gawat ketimbang bencana banjir,

gempa bumi dan longsor,

cuma setingkat di bawah korban narkoba,

maksud dari potongan bait diatas ini adalah untuk mengingatkan para perokok betapa bahayanya merokok bagi diri kita dan bagi orang disekeliling kita. Rokok dapat merusak tubuh pemakainya karena kandungan berbahaya yang ada didalamnya. Perokok yang sudah tidak bisa lepas dari rokok mungkin tidak akan pernah merespon penelitian tentang bahaya rokok, meskipun sudah banyak sekali penelitian tentang rokok. Dan rokok itu sendiri juga banyak membahayakan untuk orang-orang yang bukan perokok. Merokok itu  yang membahayakan adalah kandungan didalamnya bukan dari namanya. Rokok tidak membahayakan jika tidak digunakan disembarang tempat.

Mengapa korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas? Itu karena sekali perokok menghisap rokoknya berapa banyak penyakit yang akan timbul didalam tubuh mereka. Sekali menghisap saja kita akan mendapatkan imbasnya bagi orang yang bukan perokok. Padahal sudah banyak orang yang mengetahui efek samping dari rokok, tapi tetep saja banyak alasan untuk itu. Alasannya mulai dari “kalo gak ngerokok mungkin banyak yang tawuran, kan orang yang lagi tawuran gak mungkin ngerokok”. Ada alasan yang aneh lagi seperti ini “ini untuk bantu program KB yang di canangkan pemerintah, kalo aku terus ngerokokkan bisa impoten jadi gak bisa buat anak-anakan lagi donk”.

Rokok itu sangat membahayakan dari pada bencana alam. Karena ditempat bencana pasti kita menemui relawan yang merokok juga korban bencanapun juga merokok. Tapi perokok juga tidak akan pernah mau tahu akan itu karena mereka punya alasan yang kita belum tentu tahu. Alasan yang digunakan perokok mungkin seperti ini “kalo berenti ngerokok banyak pekerja dipabrik yang di PHK itu tandanya juga bencana bagi para pekerja yang kena PHK”. Yah inilah hidup, ada-ada saja.

Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta

15 Jul

Pelacur-pelacur Kota Jakarta

Dari kelas tinggi dan kelas rendah

Telah diganyang

Telah haru-biru

Mereka kecut

Keder

Terhina dan tersipu-sipu
 

Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan

Tapi jangan kau lewat putus asa

Dan kaurelakan dirimu dibikin korban
 

Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta

Sekarang bangkitlah

Sanggul kembali rambutmu

Karena setelah menyesal

Datanglah kini giliranmu

Bukan untuk membela diri melulu

Tapi untuk lancarkan serangan

Karena

Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan

Tapi jangan kaurela dibikin korban
Sarinah

Katakan kepada mereka

Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri

Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu

Tentang perjuangan nusa bangsa

Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal

Ia sebut kau inspirasi revolusi

Sambil ia buka kutangmu
 

Dan kau Dasima

Khabarkan pada rakyat

Bagaimana para pemimpin revolusi

Secara bergiliran memelukmu

Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi

Sambil celananya basah

Dan tubuhnya lemas

Terkapai disampingmu

Ototnya keburu tak berdaya
 

Politisi dan pegawai tinggi

Adalah caluk yang rapi

Kongres-kongres dan konferensi

Tak pernah berjalan tanpa kalian

Kalian tak pernah bisa bilang ‘tidak’

Lantaran kelaparan yang menakutkan

Kemiskinan yang mengekang

Dan telah lama sia-sia cari kerja

Ijazah sekolah tanpa guna

Para kepala jawatan

Akan membuka kesempatan

Kalau kau membuka kesempatan

Kalau kau membuka paha

Sedang diluar pemerintahan

Perusahaan-perusahaan macet

Lapangan kerja tak ada

Revolusi para pemimpin

Adalah revolusi dewa-dewa

Mereka berjuang untuk syurga

Dan tidak untuk bumi

Revolusi dewa-dewa

Tak pernah menghasilkan

Lebih banyak lapangan kerja

Bagi rakyatnya

Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan

Namun

Sesalkan mana yang kau kausesalkan

Tapi  jangan kau lewat putus asa

Dan kau rela dibikin korban

Pelacur-pelacur kota Jakarta

Berhentilah tersipu-sipu

Ketika kubaca di koran

Bagaimana badut-badut mengganyang kalian

Menuduh kalian sumber bencana negara

Aku jadi murka

Kalian adalah temanku

Ini tak bisa dibiarkan

Astaga

Mulut-mulut badut

Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan
Saudari-saudariku

Membubarkan kalian

Tidak semudah membubarkan partai politik

Mereka harus beri kalian kerja

Mereka harus pulihkan darjat kalian

Mereka harus ikut memikul kesalahan

 
Saudari-saudariku. Bersatulah

Ambillah galah

Kibarkan kutang-kutangmu dihujungnya

Araklah keliling kota

Sebagai panji yang telah mereka nodai

Kinilah giliranmu menuntut

Katakanlah kepada mereka

Menganjurkan mengganyang pelacuran

Tanpa menganjurkan

Mengahwini para bekas pelacur

Adalah omong kosong

 
Pelacur-pelacur kota Jakarta

Saudari-saudariku

Jangan melulur keder pada lelaki

Dengan mudah

Kalian bisa telanjangi kaum palsu

Naikkan tarifmu dua kali

Dan mereka akan klabakan

Mogoklah satu bulan

Dan mereka akan puyeng

Lalu mereka akan berzina

Dengan isteri saudaranya.

 

RENDRA

(sumber Buku Puisi-puisi Rendra terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka)

nyanyian angsa

15 Jul

NYANYIAN ANGSA
karya W.S Rendra

Majikan rumah pelacuran berkata kepadanya:
“Sudah dua minggu kamu berbaring.
Sakitmu makin menjadi.
Kamu tak lagi hasilkan uang.
Malahan kapadaku kamu berhutang.
Ini beaya melulu.
Aku tak kuat lagi.
Hari ini kamu harus pergi.”

(Malaikat penjaga Firdaus.
Wajahnya tegas dan dengki
dengan pedang yang menyala
menuding kepadaku.
Maka darahku terus beku.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur yang sengsara.
Kurang cantik dan agak tua).

Jam dua-belas siang hari.
Matahari terik di tengah langit.
Tak ada angin. Tak mega.
Maria Zaitun ke luar rumah pelacuran.
Tanpa koper.
Tak ada lagi miliknya.
Teman-temannya membuang muka.
Sempoyongan ia berjalan.
Badannya demam.
Sipilis membakar tubuhnya.
Penuh borok di klangkang
di leher, di ketiak, dan di susunya.
Matanya merah. Bibirnya kering. Gusinya berdarah.
Sakit jantungnya kambuh pula.
Ia pergi kepada dokter.
Banyak pasien lebih dulu menunggu.
Ia duduk di antara mereka.
Tiba-tiba orang-orang menyingkir dan menutup hidung mereka.
Ia meledak marah
tapi buru-buru jururawat menariknya.
Ia diberi giliran lebih dulu
dan tak ada orang memprotesnya.
“Maria Zaitun,
utangmu sudah banyak padaku,” kata dokter.
“Ya,” jawabnya.
“Sekarang uangmu brapa?”
“Tak ada.”
Dokter geleng kepala dan menyuruhnya telanjang.
Ia kesakitan waktu membuka baju
sebab bajunya lekat di borok ketiaknya.
“Cukup,” kata dokter.
Dan ia tak jadi mriksa.
Lalu ia berbisik kepada jururawat:
“Kasih ia injeksi vitamin C.”
Dengan kaget jururawat berbisik kembali:
“Vitamin C?
Dokter, paling tidak ia perlu Salvarzan.”
“Untuk apa?
Ia tak bisa bayar.
Dan lagi sudah jelas ia hampir mati.
Kenapa mesti dikasih obat mahal
yang diimport dari luar negri?”

(Malaikat penjaga Firdaus.
Wajahnya iri dan dengki
dengan pedang yang menyala
menuding kepadaku.
Aku gemetar ketakutan.
Hilang rasa. Hilang pikirku.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur yang takut dan celaka.)

Jam satu siang.
Matahari masih dipuncak.
Maria Zaitun berjalan tanpa sepatu.
Dan aspal jalan yang jelek mutunya
lumer di bawah kakinya.
Ia berjalan menuju gereja.
Pintu gereja telah dikunci.
Karna kuatir akan pencuri.
Ia menuju pastoran dan menekan bel pintu.
Koster ke luar dan berkata:
“Kamu mau apa?
Pastor sedang makan siang.
Dan ini bukan jam bicara.”
“Maaf. Saya sakit. Ini perlu.”
Koster meneliti tubuhnya yang kotor dan berbau.
Lalu berkata:
“Asal tinggal di luar, kamu boleh tunggu.
Aku lihat apa pastor mau terima kamu.”
Lalu koster pergi menutup pintu.
Ia menunggu sambil blingsatan dan kepanasan.
Ada satu jam baru pastor datang kepadanya.
Setelah mengorek sisa makanan dari giginya
ia nyalakan crutu, lalu bertanya:
“Kamu perlu apa?”
Bau anggur dari mulutnya.
Selopnya dari kulit buaya.
Maria Zaitun menjawabnya:
“Mau mengaku dosa.”
“Tapi ini bukan jam bicara.
Ini waktu saya untuk berdo’a.”
“Saya mau mati.”
“Kamu sakit?”
“Ya. Saya kena rajasinga.”
Mendengar ini pastor mundur dua tindak.
Mukanya mungkret.
Akhirnya agak keder ia kembali bersuara:
“Apa kamu – mm – kupu-kupu malam?”
“Saya pelacur. Ya.”
“Santo Petrus! Tapi kamu Katolik!”
“Ya.”
“Santo Petrus!”
Tiga detik tanpa suara.
Matahari terus menyala.
Lalu pastor kembali bersuara:
“Kamu telah tergoda dosa.”
“Tidak tergoda. Tapi melulu berdosa.”
“Kamu telah terbujuk setan.”
“Tidak. Saya terdesak kemiskinan.
Dan gagal mencari kerja.”
“Santo Petrus!”
“Santo Petrus! Pater, dengarkan saya.
Saya tak butuh tahu asal usul dosa saya.
Yang nyata hidup saya sudah gagal.
Jiwa saya kalut.
Dan saya mau mati.
Sekarang saya takut sekali.
Saya perlu Tuhan atau apa saja
untuk menemani saya.”
Dan muka pastor menjadi merah padam.
Ia menuding Maria Zaitun.
“Kamu galak seperti macan betina.
Barangkali kamu akan gila.
Tapi tak akan mati.
Kamu tak perlu pastor.
Kamu perlu dokter jiwa.”

(Malaekat penjaga firdaus
wajahnya sombong dan dengki
dengan pedang yang menyala
menuding kepadaku.
Aku lesu tak berdaya.
Tak bisa nangis. Tak bisa bersuara.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur yang lapar dan dahaga.)

Jam tiga siang.
Matahari terus menyala.
Dan angin tetap tak ada.
Maria Zaitun bersijingkat
di atas jalan yang terbakar.
Tiba-tiba ketika nyebrang jalan
ia kepleset kotoran anjing.
Ia tak jatuh
tapi darah keluar dari borok di klangkangnya
dan meleleh ke kakinya.
Seperti sapi tengah melahirkan
ia berjalan sambil mengangkang.
Di dekat pasar ia berhenti.
Pandangnya berkunang-kunang.
Napasnya pendek-pendek. Ia merasa lapar.
Orang-orang pergi menghindar.
Lalu ia berjalan ke belakang satu retoran.
Dari tong sampah ia kumpulkan sisa makanan.
Kemudian ia bungkus hati-hati
dengan daun pisang.
Lalu berjalan menuju ke luar kota.

(Malaekat penjaga firdaus
wajahnya dingin dan dengki
dengan pedang yang menyala
menuding kepadaku.
Yang Mulya, dengarkanlah aku.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur lemah, gemetar ketakutan.)

Jam empat siang.
Seperti siput ia berjalan.
Bungkusan sisa makanan masih di tangan
belum lagi dimakan.
Keringatnya bercucuran.
Rambutnya jadi tipis.
Mukanya kurus dan hijau
seperti jeruk yang kering.
Lalu jam lima.
Ia sampai di luar kota.
Jalan tak lagi beraspal
tapi debu melulu.
Ia memandang matahari
dan pelan berkata: “Bedebah.”
Sesudah berjalan satu kilo lagi
ia tinggalkan jalan raya
dan berbelok masuk sawah
berjalan di pematang.

(Malaekat penjaga firdaus
wajahnya tampan dan dengki
dengan pedang yang menyala
mengusirku pergi.
Dan dengan rasa jijik
ia tusukkan pedangnya perkasa
di antara kelangkangku.
Dengarkan, Yang Mulya.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur yang kalah.
Pelacur terhina).

Jam enam sore.
Maria Zaitun sampai ke kali.
Angin bertiup.
Matahari turun.
Haripun senja.
Dengan lega ia rebah di pinggir kali.
Ia basuh kaki, tangan, dan mukanya.
Lalu ia makan pelan-pelan.
Baru sedikit ia berhenti.
Badannya masih lemas
tapi nafsu makannya tak ada lagi.
Lalu ia minum air kali.

(Malaekat penjaga firdaus
tak kau rasakah bahwa senja telah tiba
angin turun dari gunung
dan hari merebahkan badannya?
Malaekat penjaga firdaus
dengan tegas mengusirku.
Bagai patung ia berdiri.
Dan pedangnya menyala.)

Jam tujuh. Dan malam tiba.
Serangga bersuiran.
Air kali terantuk batu-batu.
Pohon-pohon dan semak-semak di dua tepi kali nampak tenang
dan mengkilat di bawah sinar bulan.
Maria Zaitun tak takut lagi.
Ia teringat masa kanak-kanak dan remajanya.
Mandi di kali dengan ibunya.
Memanjat pohonan.
Dan memancing ikan dengan pacarnya.
Ia tak lagi merasa sepi.
Dan takutnya pergi.
Ia merasa bertemu sobat lama.
Tapi lalu ia pingin lebih jauh cerita tentang hidupnya.
Lantaran itu ia sadar lagi kegagalan hidupnya.
Ia jadi berduka.
Dan mengadu pada sobatnya
sembari menangis tersedu-sedu.
Ini tak baik buat penyakit jantungnya.

(Malaekat penjaga firdaus
wajahnya dingin dan dengki.
Ia tak mau mendengar jawabku.
Ia tak mau melihat mataku.
Sia-sia mencoba bicara padanya.
Dengan angkuh ia berdiri.
Dan pedangnya menyala.)

Waktu. Bulan. Pohonan. Kali.
Borok. Sipilis. Perempuan.
Bagai kaca
kali memantul cahaya gemilang.
Rumput ilalang berkilatan.
Bulan.

Seorang lelaki datang di seberang kali.
Ia berseru: “Maria Zaitun, engkaukah itu?”
“Ya,” jawab Maria Zaitun keheranan.
Lelaki itu menyeberang kali.
Ia tegap dan elok wajahnya.
Rambutnya ikal dan matanya lebar.
Maria Zaitun berdebar hatinya.
Ia seperti pernah kenal lelaki itu.
Entah di mana.
Yang terang tidak di ranjang.
Itu sayang. Sebab ia suka lelaki seperti dia.
“Jadi kita ketemu di sini,” kata lelaki itu.
Maria Zaitun tak tahu apa jawabnya.
Sedang sementara ia keheranan
lelaki itu membungkuk mencium mulutnya.
Ia merasa seperti minum air kelapa.
Belum pernah ia merasa ciuman seperti itu.
Lalu lelaki itu membuka kutangnya.
Ia tak berdaya dan memang suka.
Ia menyerah.
Dengan mata terpejam
ia merasa berlayar
ke samudra yang belum pernah dikenalnya.
Dan setelah selesai
ia berkata kasmaran:
“Semula kusangka hanya impian
bahwa hal ini bisa kualami.
Semula tak berani kuharapkan
bahwa lelaki tampan seperti kau
bakal lewat dalam hidupku.”
Dengan penuh penghargaan lelaki itu memandang kepadanya.
Lalu tersenyum dengan hormat dan sabar.
“Siapakah namamu?” Maria Zaitun bertanya.
“Mempelai,” jawabnya.
“Lihatlah. Engkau melucu.”
Dan sambil berkata begitu
Maria Zaitun menciumi seluruh tubuh lelaki itu.
Tiba-tiba ia terhenti.
Ia jumpai bekas-bekas luka di tubuh pahlawannya.
Di lambung kiri.
Di dua tapak tangan.
Di dua tapak kaki.
Maria Zaitun pelan berkata:
“Aku tahu siapa kamu.”
Lalu menebak lelaki itu dengan pandang matanya.
Lelaki itu menganggukkan kepala: “Betul. Ya.”

(Malaekat penjaga firdaus
wajahnya jahat dan dengki
dengan pedang yang menyala
tak bisa apa-apa.
Dengan kaku ia beku.
Tak berani lagi menuding padaku.
Aku tak takut lagi.
Sepi dan duka telah sirna.
Sambil menari kumasuki taman firdaus
dan kumakan apel sepuasku.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur dan pengantin adalah saya.)

siapa dia Yaa Allah??

15 Jul

Ya Allah….

Aku ingin curahkan isi hatiku padaMu

Ya Allah betapa sangat aku mencintainya

Aku merindukannya Ya Allah

Betapa sulit untukku menyembunyikan perasaan ini padanya

Betapa susahnya aku mencintainya dalam diam

Rasanya ingin ku ungkapkan semua yang aku rasakan padanya

Aku ingin dia tau apa yang kurasakan saat ini

Aku ingin dia membalas semua perasaan ku ini Ya Allah

Tapi Ya Allah….

Apalah daya ku

Aku hanya bisa menitipkan perasaan ku ini padaMu

Aku pasrahkan perasaan ku ini padaMu

Aku yakin Engkau akan memberikan yang terbaik

Aku akan mengungkapkannya disaat Engkau menuntunku untuk mengungkapkannya

Ya Allah

Mengapa Engkau datangkan perasaan ini pada hamba????

Apakah hamba sanggup Ya Allah menahan perasaan ini padanya????

Ya Allah bantulah hamba untuk mengikhlaskannya

Bantu hamba untuk tidak mengharap balasan dari apa yang hamba berikan padanya…

Ya Allah

Hamba titipkan perasaan cinta sayang rindu dan kasih hamba padanya kepadaMu

Berilah hamba yang terbaik Ya Allah…

Ya Allah hamba hanya ingin ungkapkan bahwa…..

Hamba slalu mencintai menyayangi dan merindukannya disini, didalam hati dan dalam diam hamba…

Hamba titip cinta sayang dan rindu padanya Ya Allah

sampai halal menanti

untuk waktu yang kalian berikan pada ku

15 Jul

Sahabatku….

Aku hanya ingin ucapkan terima kasih atas waktu yang kalian sediakan untuk aku…

Terima kasih karena sudah meluangkan waktu kalian untuk sekedar berbicara dan mengobrol dengan ku…

Bahagianya aku diberi sedikit waktu kalian untuk lebih salaing mengenal

Maafkan aku karena waktu yang kalian berikan tidak dapat kusimpan tapi hanya dapat kukenang dalam perjalanan hidupku

Karena waktu tidak akan pernah kembali….

Jadi sebelum waktu yang Allah berikan pada ku habis aku ingin mengucapkan banyak terima kasih pada kalian yang sudah memberiku sedikit waktu kalian untuk saling berbagi banyak hal

Terima kasih banyak atas waktu kalian

**

Waktu itu tidak dapat diatur oleh manusia

Waktu tidak dapat diperlambat dan juga tidak dapat di percepat

Bagi sang waktu yang lalu hanya sebuah kenangan yang tidak bisa di putar lagi

Dan yang akan datang masihlah teka teki

Ada baiknya pergunakan waktu dengan sebaik mungkin selagi waktu terus berjalan bersama kita di dunia ini

Janganlah menyia.nyiakan waktu yang ada

Merugilah bagi kita yang tidak menghargai waktu

 

Terima kasih untuk waktu kalian

 

Love you all

Semoga cinta dan sayang selalu ada pada diri kalian

(^^)

*) opo ae jareperjalanan waktu

inginku berdialog denganMu

15 Jul

Awal dari tulisan ini aku ingin berdoa untuk orang-orang yang selalu bersama ku selama ini.

Yaa Allah ingin ku berdoa untuk kedua orang tua ku yang sudah memberi ku penghidupan selama ini…

Yaa Allah…

Berilah orang tuaku kesehatan sampai akhir hayatnya nanti. Lindungilah mereka dari segala mara bahaya yang akan menimpa mereka Yaa Allah. Ridhoi niat baik dan amal perbuatan mereka. Yaa Allah, aku ingin Engkau selalu menjaga mereka untuk ku….

Yaa Allah doa ku ini aku tujukan untuk adik ku, sodara kandungku satu-satunya yang jika nanti aku tidak ada dialah yang akan menjaga orang tua kami tercinta….

Yaa Allah….

Aku tau aku bukanlah seorang kakak yang baik dan bisa dijadikan teladan untuk adik ku nantinya. Tapi ijinkan aku Yaa Allah untuk mendoakan agar dia bahagia kelak. Yaa Allah jadikan dia orang yang selalu taat dan cinta padaMu juga menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tua kami. Yaa Allah jadikan dia anak yang bisa dibanggakan oleh kedua orang tua kami. Aku ingin dia slalu mendasari cintanya pada apapun yang ada di dunia ini untukMu Yaa Allah. Dialah harapanku jika aku pergi untuk selamanya….

Yaa Allah aku ingin sekali berdialog padaMu soal keluarga bahagia yang Engkau berikan padaku saat ini. diijinkankah aku untuk berdialog padamu????.

Yaa Allah jika Engkau mengambil nyawaku, bolehkah aku meminta agar engkau selalu menyehatkan kedua orang tuaku?. Aku yakin setiap orang tua yang ditinggal oleh anaknya adalah hal tersakit yang akan mereka rasakan, karna bagi mereka anak adalah perhiasan termahal yang ada di dunia ini yang Engkau titipkan pada mereka. Bolehkah aku meminta agar Engkau selalu menguatkan hati mereka?. Aku sebagai anak hanya ingin melihat kebahagian yang terpancar dari diri mereka. Yaa Allah betapa aku sangat mencintai mama dan papa ku yang selama ini berjuang untuk menghidupiku hingga saat ini. juga merekalah orang yang telah memperkenalkan aku padaMu. Yang selalu mengajariku untuk selalu mentaati segala peraturanMu. Betapa bahagianya aku memiliki mama dan papa seperti mereka.

Yaa Allah jika Engkau ambil nyawaku, maka ambillah. Karena aku tau ini pertanda bahwa tugasku didunia ini sudah selesai. Tapi Yaa Allah bolehkah aku untuk meminta agar adikku selalu Engkau lindungi dari segala hal buruk yang sedang melanda bumi ini???. inginku melihatnya menjadi orang yang selalu taat pada perintahMu.tidak mendurhakai kedua orang tua kami. Ingin sekali aku melihat adikku menjadi seorang yang disa dibanggakan oleh mama dan papa. Aku ingin dia menjadi orang yang jujur Yaa Allah, karna kejujuran itu sudah hampir punah dimuka bumi ini. yaa Allah aku ingin dia menjadi anak yang selalu mencintaiMu,mencintai Rasulnya dan mencintai kedua orang tuanya juga orang yang ada disekelilingnya yang slalu menyayanginya.

Yaa Allah hanya padaMu aku mengadu segala resah yang ada dihatiku ini karna Engkau Maha Mendengar dan maha Pemurah juga Sang Maha Pemberi Hidayah. Maka ijinkan aku untuk melantunkan doa-doaku ini padaMu Yaa Allah….