sistem pengeluaran

9 Jun

Sistem Pengeluaran

Di dalam tubuh berlangsung peristiwa metabolisme. Selain menghasilkan energi juga menghasilkan senyawa lain yang tidak diperlukan oleh tubuh. Senyawa ini disebut zat sisa metabolisme. Zat sisa ini harus dikeluarkan dari tubuh karena akan mengganggu dan meracuni tubuh.

Ada 3 macam proses pengeluaran sebagai berikut :
1. Ekskresi, yaitu proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh.
2. Sekresi, yaitu proses pengeluaran berupa getah yang masih digunakan oleh tubuh, misalnya hormon, enzim dan sebagainya.
3. Defekasi, yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan (feses).

A. Alat Pengeluaran pada Manusia dan Vertebrata

Alat pengeluaran pada manusia dan mamalia pada prinsipnya sama, yaitu terdiri dari :
1. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan urine.
2. Kulit berfungsi untuk mengeluarkan keringat.
3. Paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan CO2 dan H2O.
4. Hati berfungsi untuk pengeluaran zat warna empedu.

1. Ginjal

Di dalam tubuh manusia terdapat sepasang ginjal, bentuknya seperti biji kacang merah, berwarna merah. Ginjal terletak pada rongga perut di sebelah kan dan kiri ruas-ruas tulang pinggang. Pada orang dewasa beratnya mencapai kurang lebih 200 gram. Ginjal yang kanan letaknya lebih rendah daripada ginjal yang sebelah kiri, karena pada rongga perut rebelah kanan tepat dibawah diafragma terdapat hati. Ginjal berfungsi sebagai penyaring darah dan sekaligus pembentuk urine. Ginjal terdiri atas tiga bagian, yaitu :

a. Kulit Ginjal (korteks)

Merupakan lapisan terluar dari ginjal, tebalnya hampir sepertiga ginjal dan mengandung berjuta-juta nefron sebagai unit terkecil dari ginjal yang berfungsi menyaring darah. Nefron tersusun atas glomerulus dan simpang Bowman. Di glomerulus terjadi penyaringan darah (fitrasi), kemudian hasil penyaringan masuk ke dalam simpang Bowman.

b. Sumsum (medulla)

Tersusun atas tubula-tubula yang berfungsi menampung urine dari bagian kulit. Di sini terjadi penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan (reabsorpsi), misalnya air, garam, protein. Sebelum urine masuk ke pembuluh pengumpul, darah menambahkan zat-zat yang tidak berguna ke dalam urine misalnya ureum. Ureum merupakan senyawa sisa yang diperoleh dalam pembongkaran protein oleh hati.

c. Rongga Ginjal (pelvis renalis)

sebagai penampung urine dari berbagai tubula.

Proses pembentukan urine pada ginjal, melalui 3 tahap yaitu :
1. Filtrasi (penyaringan)
2. Reabsorpsi (penyerapan kembali).
3. Augmentasi (pengeluaran zat tak berguna).

Urine mengandung zat-zat antara lain :
1. Air, urea, asam urea, amonia, dan zat-zat lain hasil pembongkaran protein.
2. Garam dapur
3. Zat warna empedu
4. Zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan dan hormon.

Gangguan-gangguan pada ginjal :
1. Kencing manis, yaitu adanya glukosa dalam urine karena kekurangan hormon insulin.
2. Batu ginjal, menyebabkan pengeluaran urine dari ginjal terganggu.
3. Nefritis, infeksi kuman pada nefron yang menyebabkan urine masuk ke dalam darah sehingga penyerapan air terganggu.

2. Kulit

Kulit selain berfungsi sebagai pelindung dan sebagai indra peraba, kulit juga berfungsi sebagai alat pengeluaran karena memiliki kelenjar pengeluaran seperti kelenjar minyak dan kelenjar keringat.

Kulit terdiri dari 2 bagian, yaitu :
a. Epidermis (kulit luar)
terdiri dari lapisan tanduk xang tersusun dari sel-sel mati yang selalu mengelupas dan lapisan malphigi yang hidup.
b. Dermis (kulit jangat)
berisi kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah kapiler, kantung rambut, dan ujung-ujung saraf indra.

3. Paru-paru
4. Hati

Hati terletak di dalam rongga perut sebelah kanan atas, dibawah diafragma. Berwarna merah tua dan berat pada orang dewasa kira-kira 2 kg.

Selain menghasilkan empedu, hati juga mempunyai fungsi :
1. Mengubah zat gula menjadi glikogen
2. Membentuk urea yang berasal dari amonia
3. Tempat mengubah provitamin A menjadi vitamin A
4. Tempat pembentukan protrombin dan fibrinogen
5. Membunuh kuman penyakit
6. Menawarkan racun yang masuk ke dalam tubuh.

Alat pengeluaran khusus yang dimiliki oleh vertebrata.
* Unggas memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tungging untuk meminyaki bulu-bulunya.
* Katak memiliki kelenjar lendir pada kulit untuk membasahi tubuhnya dan untuk membantu dalam pernapasan.
* Ikan memiliki kelenjar lendir pada kulit untuk memudahkan bergerak di air.
* Saluran pengeluaran dari ginjal pada burung/aves, reptil, dan katak bermuara di kloaka.
* Pada katak jantan saluran sperma dan saluran dari ginjal bersatu sedangkan pada katak betina terpisah.
* Ginjal ikan bersatu dengan saluran kelenjar kelamin dan bermuara di lubang urogenital.

B. Alat Pengeluaran pada Hewan Invertebrata

1. Alat pengeluaran pada serangga berupa buluh malphigi, yaitu buluh-buluh halus yang berwarna kuning.
2. Alat pengeluaran pada cacing pipih berupa sel api karena getaran silianya menyerupai api.
3. Alat pengeluaran pada cacing tanah berupa nefridia yang pangkalnya berupa corong bersilia yang disebut nefrostom.
4. Alat pengeluaran pada protozoa berupa vakuola kontraktil.

 

 

 

 

 

SISTEM PENGELUARAN (EKSKRESI)

 

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa  metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :

defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.

ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.

sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.

eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

Sistem Ekskresi pada Invertebrata

1.  Hewan Beresel Satu (Protozoa)

Belum mempunyai alat ekskresi khusus. Zat sisa di keluarkan melalui vakoula kontraktil (rongga berdenyut) yang berfungsi untuk mengatur kadar airt dalam sel sehingga nilai osmosis isi sel tetap terpelihara.

2.  Cacing Pipih (Platyhelmintes)

Alat eksresi berupa protonefridium yang mempunyai sel api (flame cel) berflagel. Flagel berfungsi menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi.

Air dan zat sisa masuk ke dalam sel api yang selanjutnya dikeluarkan melalui lobang nefridiofor. Sebagian sisa nitrogen tidak masuk ke saluran ekskresi tetapi masuk ke sistem pencernaan yang selanjutnya diekskresikan melalui mulut.

3.  Cacing Tanah (Annelida)

Alat ekskresi berupa nefridium. Metanefridium terdapat sepasang pada tiap segmen kecuali segmen terakhir. Metanefridium memiliki dua lobang saluran yaitu nefrostom di anterior dan nefrostom di posterior.

Cairan tubuh mengalir melalui nefridium, zat yang diperlukan tubuh seperti air, zat makanan dan ion-ion diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran  dan zat sisa (sampah nitrogen ) diekskresikan melalui nefridioifor.

4.  Belalang (Insecta)

Alat ekskresi berupa tubulus malpighi yang terletak di antar usus tengah dan usus belakang. Pembuluh  malpighi berfungsi sebagai ginjal. Serangga juga mempunyai sistem trakea yang berfungsi sebagai paru-paru dan pengeluaran zat sisa berupa CO2.

Darah (hemolimfa) mengalir melalui pembuluh malpighi. Bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedang air dan garam diserap kembali secara osmosis dan transpor aktif.  Asam urat dan sisa ari masuk  ke usus halus dan sisa air diserap kembali. Kristal asam urat dieksresikan bersama feses melalui anus.

 

Sistem Ekskresi pada Manusia

1.  Ginjal (ren)

Ginjal merupaka alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu. Penderita diabetesmiletus urine mengandung glukosa.

Fungi ginjal :

– mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain :                 –  urea, asam urat, amoniak, creatinin

–  garam anorganik

–  bacteri dan juga obat-obatan

– mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah

– membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mem-pertahankan tekanan osmotik ektraseluler

– mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseim-bangan asam basa darah.

Anatomi ginjal, meliputi :

Lapisan luar (korteks/ kulit ginjal) yang mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi (badan renalis) yang tersusun dari kapsula bowman dan glomerulus.

Lapisan dalam (medula/ sumsum ginja) yang terdiri atas tubulus kontorti yan gbermuara pada tonjolan papila di ruang (pelvis renalis). Tubulus kontorti terdiri atas tubulus kontorti proksimal dan tubulus kontorti distal.

Gb. Ginjal

 

 

 

Nefron

 

 

 

Pelvis renalis

 

Korteks

Medula

 

Ureter

 

 

 

Proses pembentukan urine :

Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu :

–    Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam.

–    Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.

–    Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.

Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.

Hal yang perlu diperhatikan meliputi :

– dalam keadaan normal urine tidak mengandung glukosa dan protein

– diabetes melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang disebabkan kekurangan hormon insulin

– banyak urine yan gdikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang diminum dan kadar ADH

Gangguan pada ginjal :

nefritis : disebabkan gangguan pada nefron karena infeksi kuman, akibatnya kadar ureum dalam darah meningkat. Nefritis dapat menimbulkan uremia, yaitu adanya uriene yang masuk ke dalam darah, sehingga menyebabkan penyerapan air terganggu dan tertimbun di kaki yang disebut oedema.

diabetes melitus (kencing manis) : disebabkan kekuranga insulin, akibatnya kadar glukosa darah meningkat.

diabetes inspidus (penyalit kuning) : disebabkan tidak ada hormon ADH, akibatnya urine  meningkat.

albuminuria : disebabkan adanya protein dalam urine, akibatnya kerusakan atau iritasi sel ginjal karena infeksi.

batu ginjal : disebabkan kekurangan minum dan sering menahan kencing, akibatnya mengendap menjadi batu ginjal.

polyuria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer, disebabkan kemampuan nefron untuk mengadakan reabsorbsi sangat rendah atau gagal.

oligouria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak berurine, disebabkan oleh kerusakan ginjal secara total.

2.  Kulit

Merupakan lapisan terluar dari tubuh kita, yang tediri dari 2 lapisan yaitu lapisan epidermis (luar) dan dermis (dalam).

Epidermis,terdiri :

stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.

stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk

stratum granulosum, mengandung pigmen

stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar

Dermis (korium), terdiri :

– akar rambut

– pembuluh darah

– syaraf

– kelenjar minyak (glandula sebasea)

– kelenjar keringat (glandula sudorifera)

– lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu luar

Gb. kulit

 

 

Rambut

 

Pori-pori

 

Kapiler darah

Pipa/ saluran keringat

 

Ujung syaraf korpuscle

 

Glandula sebacea

Pembuluh darah

Otot penggerak rambut

 

Jaringan pelindung

 

Kelenjar keringat

 

Badan lemak

 

Arteri

 

Jaringan lemak

Serabut syaraf

 

Kantong rambut

 

 

3.  Paru-paru (pulmo)

Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak kecuali menghasilkan energi akan menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan H2O yang akan dikeluarkan lewat paru-paru.

Seseorang yang berada dalam daerah dingin waktu ekspirasi akan tampak menghembuskan uap. Uap tersebut sebenarnya merupakan carbondioksisa dan uap air yang dikeluarkan saat terjadi pernafasan.

Gb.

 

Laring                                                                                                     epiglotis

 

 

Bronkus kanan                                                                                         bronkus kiri

Trakea

 

 

Pembuluh darah

 

Lobus

 

 

Paru-paru

 

 

Ventrikel kanan

Atrium kiri

 

4.  Hati (hepar)

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit.

Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.

Fungsi hati :

– menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)

– merombak kelebihan asam amino (deaminasi)

– menawarkan racun

– membentuk protombin dan fibrinogen

– membentuk albumin dan globulin

– mengubah provitamin A menjadi vitamin A

– tempat pembentukan urea

– menghasilkan empedu

– tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua

Gb. hati hubungannya dengan duodenum

 

Kandung empedu                                                                                   hati

 

Aorta

 

 

 

Pankreas

 

Muara saluran

Empedu dan  enzim

 

 

Deudenum

 

 

 

Saluran enzim pankreas

 

 

5.  Usus besar (colon)

Merupakan alat ekskresi pada poros usus (regtum) untuk pengeluaran atau defekasi logam berat sisa pencernaan.

 

Tinggalkan komentar